Sabtu, 05 Oktober 2013
Pengertian Transkultural Nursing
Posted on 09.14 by Unknown
Latar Belakang
Teori keperawatan atau konsep model dalam keperawatan merupakan teori
yang mendasari bagaimana seorang perawat dalam mengaplikasikan praktik
keperawatan, beberapa teori diantaranya adalah teori adaptasi dari roy,
teori komunikasi terapeutik dari peplau, teorigoal atteccment dari bety
newman dan sebagainya. Leininger’s konsep model yang dikenal dengan
sunrise modelnya merupakan salah satu teori yang diap;ikasikan dalam
praktik keperawatan.
Teori leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi konsep ini relevan
untuk keperawatan. Leininger mendefinisikan “Transkultural nursing”
sebagai area yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus dalam
komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan
menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit,
kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan
humanistic body of knowledge untuk kultur yang universal dalam
keperawatan.
Aplikasi teori dalam transkultural dalam keperawatan diharapkan adanya
kesadaran dan apresiasi terhadap perbeaan kultur. Hal ini berarti
perawat yang professional memiliki pengetahuan dan praktek yang
berdasarkan kultur secara konsep petencanaan dan untuk praktik
keperawatn. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk
mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta
praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal kultur yang
spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang
dimiliki oleh kelompok laen. Kultur yang universal adalah nilai-nilai
dan norma – norma yang diyakini dan dilakukan hamper semua kultur
seperti budaya minum the dapat membuat tubuh sehat (leininger, 2002).
Leininger mengembangkan dteorinya dari perbadaan kultur dan universal
berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat
menjadi sumber informasi dan menentuan jenis perawatan yang diinginkan
dari pemberian peleyanan yang professional, karena kultur adalah pola
kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan.
Culture care adalah teori yang holistic karena meletakan di dalam nya
ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk
social struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks lingkungan,
ekspresi bahasa dan etnik serta system professional.
B. Idenfikasi masalah
1. Pengertian transkultural
2. Konsep transkultural
3. Peran dan fungsi transkultural
4. Kepercayaan Kuno dan Praktik Pengobatan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Transkultural
Bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata trans
dan culture, Trans berarti aluar perpindahan , jalan lintas atau
penghubung.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; trans berarti melintang
, melintas , menembus , melalui.
Culture berarti budaya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur
berarti :
- kebudayaan , cara pemeliharaan , pembudidayaan.
- Kepercayaan , nilai – nilai dan pola perilaku yang umum berlaku bagi
suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya , sedangkan
cultural berarti : Sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan.
Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat.
Dan kebudayaan berarti :
- Hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia seperti
kepercayaan , kesenian dan adat istiadat.
- Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan
untuk menjadi pedoman tingkah lakunya
Jadi , transkultural dapat diartikan sebagai :
- Lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi
budaya yang lain
- Pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui proses
interaksi sosial
- Transcultural Nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai
budaya yang berbeda , ras , yang mempengaruhi pada seorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada klien / pasien ). Menurut Leininger (
1991 ).
2. Konsep Transkultural
Kazier Barabara ( 1983 ) dalam bukuya yang berjudul Fundamentals of
Nursing Concept and Procedures mengatakan bahwa konsep keperawatan
adalah tindakan perawatan yang merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan
dan seni merawat yang meliputi pengetahuan ilmu humanistic , philosopi
perawatan, praktik klinis keperawatan , komunikasi dan ilmu sosial .
Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang
menjadi target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio – psycho –
social – spiritual . Oleh karenanya , tindakan perawatan harus
didasarkan pada tindakan yang komperhensif sekaligus holistik.
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang
nyata sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma ,
adat istiadat menjadi acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang
lain . Pola kehidupan yang berlangsung lama dalam suatu tempat , selalu
diulangi , membuat manusia terikat dalam proses yang dijalaninya .
Keberlangsungaan terus – menerus dan lama merupakan proses internalisasi
dari suatu nilai – nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter , pola
pikir , pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai
pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan ( cultural nursing
approach )
2.1 Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab
itu , penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang
dirawat ( Pasien ) . Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti
tidur , makan , kebersihan diri , pekerjaan , pergaulan social , praktik
kesehatan , pendidikan anak , ekspresi perasaan , hubungan
kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut umur . Kultur juga
terbagi dalam sub – kultur . Subkultur adalah kelompok pada suatu
kultur yang tidak seluruhnya mengaanut pandangan keompok kultur yang
lebih besar atau member makna yang berbeda . Kebiasaan hidup juga saling
berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil
mendapat pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih
mudah menerima pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan
bidan . Hal ini menunjukkan bahwa budaya Timur masih kental dengan hal –
hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh
kultur terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan
bidang yang relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai –
nilai dan praktik budaya tentang kesehatan dan hubungannya dengan
perawatannya . Leininger ( 1991 ) mengatakan bahwa transcultural nursing
merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan
maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda ras ,
yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan asuhan
keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan
dengan praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan
rakyat (tradisional) . Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan
bantuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan
transkultural adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah
laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi
praktik kesehatan dalam berbagai budaya ( kultur ) , baik di masa
lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan – persamaan .
Lininger berpendapat , kombinasi pengetahuan tentang pola praktik
transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin
sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai
kultur.
3. Kepercayaan Kuno dan Praktik Pengobatan
Sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat
sederhana , pengetahuan tradisional . Dalam masyarakat tradisional ,
sistem pengobatan tradisional ini adalah pranata sosial yang harus
dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata social
umumnya dan bahwa praktek pengobatan asli ( tradisional ) adalah
rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab
akibat. Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan (sehat – sakit)
menurut budaya – budaya yang ada di Indonesia diantaranya adalah :
3.1 Budaya Jawa
Menurut orang Jawa , “sehat “ adalah keadaan yang seimbang dunia fisik
dan batin . Bahkan , semua itu berakar pada batin . Jika “ batin karep
ragu nututi “ , artinya batin berkehendak , raga / badan akan mengikuti .
Sehat dalam konteks raga berarti “ waras “ . Apabila seseorang tetap
mampu menjalankan peranan sosialnya sehari – hari , misalnya bekerja di
ladang , sawah , selalu gairah bekerja , gairah hidup , kondisii inilah
yang dikatakan sehat . Dan ukuran sehat untuk anak – anak adalah apabila
kemauannya untuk makan tetap banyak dan selalu bergairah main .
Untuk menentukan sebab – sebab suatu penyakit ada dua konsep , yaitu
konsep personalistik dan konsep naluralistik . Dalam konsep
personalistik , penyakit disebabkan oleh makhluk supernatural ( makhluk
gaib , dewa ) , makhluk yang bukan manusia ( hantu , roh leluhur , roh
jahat ) dan manusia ( tukang sihir , tukang tenung ) . Penyakit ini
disebut “ ora lumrah “ atau “ ora sabaene “ ( tidak wajar / tidak biasa )
. Penyembuhannya adalah berdasarkan pengetahuan secara gaib atau
supernatural , misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi
personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku , kebendhu ,
kewalat , kebulisan , keluban , keguna – guna , atau digawe wong ,
kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya . Penyembuhan dapat melalui
seorang dukun atau “ wong tuo “.
Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang pandai atau ahli dalam
mengobati penyakit melalui “Japa Mantera “ , yakni doa yang diberikan
oleh dukun kepada pasien. Ada beberapa kategori dukun pada masyarakat
Jawa yang mempunyai nama dan fungsi masing – masing :
a. Dukun bayi : khusus menangani penyembuhan terhadap penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan bayi , dan orang yang hendak melahirkan.
b. Dukun pijat / tulang (sangkal putung) : Khusus menangani orang yang
sakit terkilir , patah tulang , jatuh atau salah urat.
c. Dukun klenik : khusus menangani orang yang terkena guna – guna atau “
digawa uwong “..
d. Dukun mantra : khusus menangani orang yang terkena penyakit karena
kemasukan roh halus.
e. Dukun hewan : khusus mengobati hewan.
Berdasarkan hari dimulainya sakit juga dapat ditentukan tentang jenis –
jenis penyakit sebagaimana diuraikan dalam Kitab Primbon Betaljemur
Ad`mmakna , yang dibuat sebagai berikut :
Nama hari Sebab Penyakit
Senin : Mempunyai nadzar yang belum dilaksanakan
Selasa : Diguna – guna oleh oran lain
Rabu : Diganggu oleh makhluk halus / setan
Kamis : Terkena itulah dari orang lain
Jumat : Diganggu makhluk halus yang ada di kolong rumah
Sabtu : Diganggu oleh setan yang berasal dari hutan
Minggu : Diganggu oleh makhluk halus / setan
Selain hari – hari biasa , Budaya Jawa juga memiliki hari– hari yang
disebut hari pasaran dengan urutan : Pon , Wage,kliwon , legi , pahing.
Budaya jawa beranggapan bahwa nama yang “berat “ bisa mendatangkan sial.
Pendapat yang lain mengatakan “nama yang buruk” akan mempengaruhi
aktivitas pribadi dan sosial pemilik nama itu. Dan juga kebiasaan bagi
orang jawa yakni jika ada salah satu pihak keluarga atau sanak saudara
yang sakit , maka untuk menjenguknya biasanya mereka mengumpulkan dulu
semua saudaranya dan bersama – sama mengunjungi saudaranya yang sakit
tersebut. Karena dalam budaya Jawa dikenal prinsip “ mangan ora mangan ,
seng penting kumpul “
Adapun beberapa contoh pengobatan tradisional masyarakat jawa yang tidak
terlepas dari tumbuhan dan buah –buahan yang bersifat alami adalah :
• Daun dadap sebagai penurun panas dengan cara ditempelkan di dahi.
• Temulawak untuk mengobati sakit kuning dengan cara di parut , diperas
dan airnya diminum 2 kali sehari satu sendok makan , dapat ditambah
sedikit gula batu dan dapat juga digunakan sebagai penambah nafsu makan.
• Akar ilalang untuk menyembuhkan penyakit hepatitis B.
• Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi , yakni dengan
dikeringkan terlebih dahulu lalu diseduh seperti teh dan diminum
seperlunya.
• Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri , peredam panas ,
dan penambah nafsu makan.
• Jagung muda ( yang harus merupakan hasil curian = berhubungan dengan
kepercayaan ) berguna untuk menyembuhkan penyakit cacar dengan cara
dioleskan dibagian yang terkena cacar.
• Daun sirih untuk membersihkan vagina.
• Lidah buaya untuk kesuburan rambut.
• Cicak dan tokek untuk menghilangkan gatal – gatal.
• Mandi air garam untuk menghilangkan sawan.
• Daun simbung dan daun kaki kuda untuk menyembuhkan influenza.
• Jahe untuk menurunkan demam / panas , biasanya dengan diseduh lalu
diminum ataupun dengan diparut dan detempelkan di ibu jari kaki.
• Air kelapa hijau dengan madu lebah untuk menyembuhkan sakit kuning
yaitu dengan cara 1 kelapa cukup untuk satu hari , daging kelapa muda
dapat dimakan sekaligus , tidak boleh kelapa yang sudah tua.
3.2 Budaya Sunda
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja , tetapi juga
bersifat sosial budaya . Istilah lokal yang biasa dipakai oleh
masyarakat Jawa Barat ( orang sunda ) adalah muriang untuk demam ,
nyerisirah untuk sakit kepala , yohgoy untuk batuk dan salesma untuk
pilek / flu. Penyebab sakit umumnya karena lingkungan , kecuali batuk
juga karena kuman . Pencegahan sakit umumnya dengan menghindari
penyebabnya. Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di
warung obat yang ada di desa tersebut , sebagian kecil menggunakan obat
tradisional . Pengobatan sendiri sifatnya sementara , yaitu
penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.
1. Pengertian Sehat Sakit
Menurut orang sunda , orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak
walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang
dikeluhkan , sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit , panas
atau makan terasa pahit , kalau anak kecil sakit biasanya rewel , sering
menangis , dan serba salah / gelisah . Dalam bahasa sunda orang sehat
disebut cageur, sedangkan orang sakit disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat . Orang
disebut sakit ringan apabila masih dapat berjalan kaki , masih dapat
bekerja , masih dapat makan – minum dan dapat sembuh dengan minum obat
atau obat tradisional yang dibeli di warung . Orang disebut sakit berat ,
apabila badan terasa lemas , tidak dapat melakukan kegiatan sehari –
hari , sulit tidur , berat badan menurun , harus berobat ke dokter /
puskesmas , apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya mahal.
Konsep sakit ringan dan sakit berat bertitik tolak pada keadaan fisik
penderita melakukan kegiatan sehari – hari , dan sumber pengobatan yang
digunakan. Berikut beberapa contoh sakit dengan penyebab , pencegahan
dan pengobatan sendiri. :
a. Sakit Kepala
Keluhan sakit kepala dibedakan antara nyeri kepala ( bahasa sunda =
rieut atau nyeri sirah , kepala terasa berputar / pusing / bahasa sunda =
Lieur ) , dan sakit kepala sebelah / migran ( bahasa sunda = rieut
jangar ) . Penyebab sakit kepala adalah dengan menghindari terkena sinar
matahari langsung , dan jangan banyak pikiran . Pengobatan sendiri ,
sakit kepala dapat dilakukan dengan obat warung yaitu paramek atau puyer
bintang tujuh nomor 16.
b. Sakit Demam
Keluhan demam ( bahasa sunda = muriang atau panas tiris ) ditandai
dengan badan terasa pegal – pegal , menggigil , kadang – kadang bibir
biru . Penyebab demam adalah udara kotor , menghisap debu kotor .
pergantian cuaca , kondisi badan lemah , kehujanan , kepanasan cukup
lama , dan keletihan . Pencegahan demam adalah dengan menjaga kebersihan
udara yang dihisap , makan teratur , olahraga cukup , tidur cukup ,
minum cukup , kalau badan masih panas / berkeringat jangan langsung
mandi , jangan kehujanan dan banyak makan sayuran atau buah . Pengobatan
sendiri demam dapat dilakukan dengan obat tradisional , yaitu kompres
badan dengan tumbukan daun melinjo , daun cabe atau daun singkong , atau
dapat juga dengan obat warung yaitu Paramek atau Puyer bintang tujuh
nomor 16.
c. Keluhan Batuk
Batuk TBC , yaitu batuk yang sampai mengeluarkan darah dari mulut ,
batuk biasa (bahasa sunda = fohgoy ) , dan batuk yang terus menerus
dengan suaranya melengking (bahasa sunda = batuk bangkong ) dengan
gejala tenggorokan gatal , terkadang hidung rapet , dan kepala sakit ) .
Penyebab batuk TBC adalah karena orang tersebut menderita penyakit TBC
paru , sedangkan batuk biasa atau batuk bangkong adalah menghisap debu
dari tanah kering yang baru tertimpa hujan , alergi salah satu makanan ,
makanan basi , masuk angin, makan makanan yang digoreng dengan minyak
yang tidak baik , atau tersedak makanan / keselek . Pencegahan batuk
dilakukan dengan menjaga badan agar jangan kedinganan , jangan makan
makanan basi , tidak kebanyakan minum es , menghindari makanan yang
merangsang tenggorokan , atau menyebabkan alergi . Pengobatan sendiri
batuk dapat dilakukan dengan obat warung misalnya konidin atau oikadryl .
Bila batuk ringan dapt minum obat tradisional yaitu air perasan jeruk
nipis dicampur kecap , daun sirih 5 lembar diseduh dengan air hangat
setengah gelas atau rebusan jahe dengan gula merah.
d. Sakit Pilek
Keluhan pilek ringan ( bahasa sunda = salesma ) , yaitu hidung tersumbat
atau berair , dan pilek berat yaitu pilek yang disertai sakit kepala ,
demam , badan terasa pegal dan tenggorokan kering . Penyebab pilek
adalah kehujanan menghisap debu kotor , menghisap asap rokok , menghisap
air , pencegahan pilek adalah jangan kehujanan , kalau badan
berkeringat jangan langsung mandi , apabila muka terasa panas ( bahasa
sunda = singhareab ) , jangan mandi langsung minum obat , banyak minum
air dan istirahat . Pengobatan sendiri , pilek dapat dilakukan dengan
obat warung yaitu mixagrib diminum 3x sehari sampai keluhannya hilang .
Dapat juga digunakan obat tradisional untuk mengurangi keluhan ,
misalnya minyak kelapa dioleskan di kanan dan kiri hidung.
e. Sakit Panas
Sakit panas adalah sakit yang menyebabkan sekujur tubuh seseorang terasa
panas biasanya yang disertai demam ( menggigil ). Untuk mengobatinya ,
orang sunda biasa dengan menggunakan labu ( waluh ) yang diparut (
dihaluskan ) , kemudian dibungkus kain dan di kompreskan ke tubuh orang
yang sakit panas tersebut hingga panasnya turun. Selain itu juga bisa
dengan menggunakan kompres air dingin.
Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung . obat
yang ada di desa tertentu, sebagian kecil menggunakan obat tradisional .
Masyarakat melakukan pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan ,
hemat biaya dan hemat waktu . Pengobatan sendiri sifatnya sementara ,
yaitu penanggulanan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau Mantri .
Tindakan Pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah
karena umumnya masyarakat membeli obat secara eceran sehingga tidak
dapat memaca keterangan yang tercantum pada setiap kemasan obat.
3.3 Budaya Batak
Arti “ sakit “ bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya
berbaring , dan penyembuhannya melalui cara – cara tradisional , atau
ada juga yang membawa orang yang sakit tersebut kepada dukun atau “
orang pintar “. Dalam kehidupan sehari – hari orang batak , segala
sesuatunya termasuk mengenai pengobatan jaman dahulu , untuk mengetahui
bagaimana cara mendekatkan diri pada sang pencipta agar manusia tetap
sehat dan jauh dari mara bahaya. Bagi orang batak , di samping penyakit
alamiah , ada juga beberapa tipe spesifik penyakit supernatural , yaitu :
- Jika mata seseorang bengkak ,orang tersebut diyakini telah melakukan
perbuatan yang tidak baik ( mis : mengintip ) . Cara mengatasinya agar
matanya tersebut sembuh adalah dengan mengoleskan air sirih.
- Nama tidak cocok dengan dirinya ( keberatan nama ) sehingga membuat
orang tersebut sakit.
Cara mengobatinya dengan mengganti nama tersebut dengan nama yang lain ,
yang lebih cocok dan didoakan serta diadakan jamuan adat bersama
keluarga.
- Ada juga orang batak sakit karena tarhirim
Mis : seorang bapak menjanjikan akan memberi mainan buat anaknya ,
tetapi janji tersebut tidak ditepati . Karena janji tersebut tidak
ditepati , si anak bisa menjadi sakit.
- Jika ada orang batak menderita penyakit kusta , maka orang tersebut
dianggap telah menerima kutukan dari para leluhur dan diasingkan dalam
pergaulan masyarakat.
Di samping itu , dalam budaya batak dikenal adanya “kitab pengobatan”
yang isinya diantaranya adalah , Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa
bersabda :
“ Segala sesuatu yang tumbuh di atas bumi dan di dalam air sudah ada
gunanya masing – masing di dalam kehidupan sehari – hari , sebab tidak
semua manusia yang dapat menyatukan darahku dengan darahnya , maka
gunakan tumbuhan ini untuk kehidupan mu “
Di dalam kehidupan Si raja Batak dahulu ilmu pengobatan telah ada ,
mulai sejak dalam kandungan sampai melahirkan.
1. Obat mulai dari kandungan sampai melahirkan
- Perawatan dalam kandungan : menggunakan salusu yaitu satu butir telur
ayam kampung yang terlebih dahulu di doakan
- Perawatan setelah melahirkan : menggunakan kemiri , jeruk purut dan
daun sirih
- Perawatan bayi : biasanya menggunakan kemiri , biji lada putih dan
iris jorango
- Perawatan dugu – dugu : sebuah makanan ciri khas Batak saat melahirkan
yang diresap dari bangun – bangun , daging ayam , kemiri dan kelapa.
2. Dappol Siburuk ( obat urut dan tulang )
Asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam dan burung. Obat
dappol si buruk ini dulunya berasal dari burung siburuk yang mana
langsung di praktikkan dengan penelitian alami dan hamper seluruh
keturunan Siraja Batak menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari –
hari.
3. Untuk mengobati sakit mata.
Menurut orang batak , mata adalah satu panca indra sekaligus penentu
dalam kehidupan manusia , dan menurut legenda pada mata manusia berdiam
Roh Raja Simosimin , Berdasarkan pesan dari si raja batak , untuk
mengeluarkan penyakit dari mata , maukkanlah biji sirintak ke dalam mata
yang sakit . Setelah itu tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat ,
karena biji sirintak akan menarik seluruh penyakit yang ada di dalam
mata . Gunakan waktu 1x 19 hari , supaya mata tetap sehat. Sirintak
adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia berarti mencabut (
mengeluarkan ) , nama ramuannya dengan sdama tujuannnya.
4. Mengobati penyakit kulit yang sampai membusuk
Berdasarkan pesan siraja batak untuk mengobati orang yang berpenyakit
kulit supaya menggunakan tawar mulajadi ( sesuatu yang berasal dari asap
dapur ). Rumpak 7 macam dan diseduh dengan air hangat.
Disamping itu , siraja batak berpesan kepada keturunannya , supaya
manusia dapat hidup sehat , maka makanlah atau minumlah : apapaga ,
airman , anggir , adolorab , alinggo , abajora , ambaluang , assigning ,
dan arip – arip. Dalam budaya batak juga dikenal dengan adanya charisma
, wibawa dan kesehatan menurut orang batak dahulu , supaya manusia
dapat sukses dalam segala hal biasanya diwajibkan membuat sesajen berupa
: ayam merah , ayam putih , ayam hitam , ketan beras ( nitak ) , jeruk
purut , sirih beserta perlengkapannya.
Beberapa contoh pengobatan tradisional lainnya yang dilakukan oleh orang
batak adalah :
- Jika ada orang batak yang menderita penyakit gondok , maka cara
pengobatannya dengan menggunakan belau.
- Apabila ada orang batak yang menderita penyakit panas ( demam )
biasanya pengobatannya dengan cara menyelimutinya dengan selimut / kain
yang tebal
3.4 Budaya Flores
Damianus Wera orang Flores satu ini punya karunia yang sangat langka .
Dami dikenal sebagai penyembuh alternative unik.
Damianus wera bukan dokter , buta huruf , tak makan sekolah , tapi buka
praktik layaknya dokter professional . Dia melakukan operasi hanya
menggunakan pisau.
Menurut Dami ada tiga jenis penyakit yang dikeluhkan para pasien .
Pertama , jenis penyakit nonmedis atau santet / guna – guna . Biasanya
tubuh korban dirusak dengan paku , silet , lidi , kawat , beling , jarum
, benang kusut. Kedua , penyakit medis seperti jantung koroner , batu
ginjal , tumor , kanker , dll.Dami mengangkat penyakit ini dengan
operasi dan juga sedot darah melalui selang . Ketiga , sakit psikologis
misalnya : banyak utang , stress , sulit hamil , dll. Dami mengingatkan
kunci sehat itu sebenarnya ada di pikiran yang sehat . Sebaliknya ,
pikiran yang ruwet , penuh beban dan tekanan , justru memicu munculnya
penyakit dalam tubuh manusia.
Dami di datangi ayahnya yang sudah meninggal dan dikasih gelang . Dan
saat dia bermimpi ia akan di di karuniai penyembuhan . Pagi – pagi ia
menemukan pisau di bawah bantal . Pisau itu untuk mengoprasi orang
sakit.
Dami mempunyai 7 metode untuk mengatasi penyakit :
1. Berdoa : dilakukan sebelum dan sesudah pengobatan , pasien berdoa
menurut agamanya.
2. Air putih : Pasien diminta membawa air putih dalam botol 1, 5 liter .
Setelah didoakan , pasien minum di rumah masing- masing . Kalau mau
habis , tambahkan dengan air yang baru.
3. Kapsul ajaib : Pasien diminta minum kapsul ajaib seperti obat biasa.
4. Pijat refleksi : Pasian menjerit kesakitan karena “ diestrum “
listrik tegangan tinggi.
5. Suntik : Jarum suntik diperoleh dengan cara muntah. Cairan atau obat
diperoleh lewat doa tertentu.
6. Telur ayam ( kampung ) dan gelas : Dipegang , diletakkan di atas
kepala pasien. Selain mendeteksi penyakit , telur ayam kampung itu juga
untuk mengobati penyakit dan untuk mengambil benda – benda santet
seperti jarum , benang , silet , beling , paku lewat telur ayam.
7. Operasi / bedah : Operasi atau bedah bisa untuk penyakit medis maupun
non medis.
• Di samping itu , orang flores juga percaya adanya sejenis kain yang
berwarna hitam yang dipercaya dapat menyembuhkan orang yang sakit panas /
demam tinggi . yaitu dengan cara di selubungkan atau ditutupkan di
seluruh tubuhnya hingga tidak ada yang kelihatan lagi , dan biarkan
orang yang sakit panas tersebut hingga ia merasa nyaman dan pansanya
berkurang.
• Bawang merah dipercaya untuk mengobati batuk , yakni dengan cara
dihancurkan (dikunyah ) lalu dibungkus dengan sepotong kain , kemudian
ditempelkan di tenggorokan . Cara ini baik diterapkan pada waktu sebelum
tidur malam.
• Daun sirih untuk mengobati orang yang mimisan , yaitu dengan digulung
kemudian disumbatkan ke lubang hidung yang keluar darah.
• Daun papaya yang masih muda digunakan untuk menghentikan keluarnya
darah dari bagian tubuh yang luka , yaitu dengan dikunyah sampai halus
kemudian ditempelkan di bagian yang luka tersebut.
Pengaruh Kepercayaan , Agama dan Aliran Lain , Jinis Kelamin dan Masalah
Analisis
a. Kepercayaan , agama dan aliran lain
Kepercayaan dan agama adalah pondasi penting untuk kesehatan , agama dan
kepercayaan memberikan kontribusi penuh dalam tindakan keperawatan .
Misalnya perawatan pasien beragama berbeda harus dibedakan dengan pasien
lain yang mempunyai agama berbeda dalam hal kepercayaan.
b. Jenis Kelamin
Wanita mempunyai peranan ( yang dianggap penting) karena perempuan lebih
professional . Terbukti dari awal mula 95 – 98 % perawat adalah
perempuan . Status sosial wanita dalam dunia medis maupun masyarakat
dicirikan sebagai seorang yang dapat merawat , seperti seorang ibu yang
merawat anak – anaknya.
c. Masalah Analisis
Sebuah masalah digambarkan dengan situasi dan keadaan tertentu. Masalah
selalu di luar rencana ( tidak direncanakan ) dan lebih sering tidak
diterima . Masalah bisa lebih kompleks ataupun malah lebih sederhana ,
untuk itu seorang perawat harus mampu menyesuaikan diri dengan mengubah
pola pikir terhadap analisa tersebut.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan
keperawatan
yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan,
meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya. Hal ini
dipelajarai mulai dari kehidupan biologis sebelumnya, kehidupan
psikologis, kehidupan sosial dan spiritualnya.
Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat
begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar
belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai
dengan budaya klien. Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam
aplikasi keperawatan transkultural.
2. SARAN
Walaupun dalam kenyataanya mungkin konsep keperawatan transkultural
efektif digunakan pada klien, namun pengkajian lebih lanjut juga sangat
diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyembuhan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar